Kamis, 04 September 2008

Perjalanan haji-ku (II)




Usaha tuk penuhi Panggilan Allah..

Alhamdulillah, akhirnya saya dapat kembali melanjutkan cerita pengalaman berhaji saya…(yach maklum karyawan.. he he he..). Setelah dinyatakan lulus seleksi haji tahun 2006 yang diadakan oleh perusahaan tempat saya bekerja, segera saya persiapkan hal-hal yang diperlukan utamanya persiapan bekal ilmu dan materi.
Untuk bekal ilmu tentunya saya harus pertajam lagi pengertian tentang ibadah haji syarat dan rukunnya serta ilmu syariat tentang ibadah lainnya seperti tentang sholat, bagaimana melakukan jamak, qoshor, tayamum dan ibadah-ibadah lainnya. Selain itu saya juga segera mencari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ‘nyunah’ maksudnya berusaha untuk semaksimal mungkin dapat mengikuti manasik haji yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW.
Karena dari info teman-teman yang sudah pernah menjalankan ibadah haji bahwa banyak sekali KBIH yang kurang peduli pada pelaksanaan sunnah Rosul dalam manasik hajinya dan lebih mementingkan pada kepraktisan dalam menjalankannya. Alhamdulillah, saya dapatkan KBIH yang baik, yang berusaha nyunah yaitu KBIH Al Qudwah. Mereka membimbing kami para jamaah calon haji tuk mempersiapkan bekal haji selengkap mungkin, mulai dari pembenahan aqidah hingga persiapan penyusunan isi koper kita.
Sejalan dengan proses bimbingan dari KBIH yang membimbing jamaahnya tuk membersihkan diri mulai dari pembersihan Aqidah dari segala kemusyrikan hingga persiapan fisik dan perlengkapannya, saya juga berusaha tuk perbaiki diri dengan harapan agar ketika berangkat haji nanti dapat benar-benar siap jasmani dan ruhani.
Persiapan terus berlangsung sampai suatu pagi, Jumat 23 November 2007 saya mengalami musibah kecelakaan di jalan raya saat berangkat menuju kantor. Ketika mengendarai sepeda motor dikawasan Mall Artha Gading tiba-tiba saya tidak sadarkan diri. Saat tersadar saya sedang digandeng seorang anggota satpam yang mengatakan agar saya menyelesaikan masalah tersebut dengan seorang pengendara motor lain yang sudah ada dipinggir jalan tersebut. Ketika tersadar saya sangat shock teringat akan berangkat haji sekitar 20 hari lagi. Setelah selesai urusan di jalan kemudian saya dibawa ke RS oleh teman-teman kantor yang tadi sempat hubungi.
Ternyata saya mengalami retak tulang spatula kanan dan ada sedikit bagian yang pecah (cuil… klo bahasa saya-nya - red). Selama di RS saya terus istighfar dan menghubungi Ust. Rikza & Ust.Ade pembimbing haji saya serta Ust.Dadang, mohon doanya agar saya tetap dapat berangkat ke tanah suci tuk berhaji sesuai jadwal. Walaupun banyak orang yang pesimis saya bisa pergi menunaikan ibadah haji, namun saya tetap optimis dan terus berdoa agar hal tersebut dapat terlaksana. Alhamdulillah do’a kami terkabul, Alloh SWT sembuhkan saya walaupun belum 100% tetapi saya tetap dapat berangakat tuk memenuhi panggilan-Nya ke tanah Haramain dengan wasilah tetangga saya (Pak Amansyah…. semoga Alloh kabulkan doanya tuk dapat menunaikan ibadah haji…)yang mengurut cedera tulang tersebut.
Hikmah yang saya dapatkan adalah bahwa saya tak boleh ujub dengan kondisi bahwa saya melaksanakan ibadah haji di usia muda, sehingga tatkala berangkat ke Mekkah saya tidak dapat membawa tas koper saya sendiri ini artinya kondisi saya sama dengan seorang kakek atau nenek. namun Alhamdulillah selama perjalanan hingga di Mekkah saya banyak dibantu saudara-saudara saya untuk mengangkat koper tersebut antara lain oleh Haji Dedi, Haji Abai, Haji Ihsan dan lain-lain (semoga Allah memberikan balasan yang setimpal amiin…). (trp)